Semalam suamiku mendiamkanku karena merasa kecolongan aku update status tentang masalah teror yang melandaku dan orang lain jadi tahu.
Info yang ada di status WA-ku nyampai ke Pak RT. Malam tadi setelah tarawih Pak RT dan pengurusnya minta izin silaturahim ke rumah ingin mengetahui duduk perkara yang sebenarnya dan mengapa sampai aku update di status WA.
Suamiku agak kesal denganku mungkin yaa karena aku udah dibilangin tapi qo tetap kelepasan dan suamiku tidak mengetahui tentang status WA tersebut karena suamiku tidak pernah membaca status orang dan tidak pernah sibuk dengan WA.
(Maaf yaaa bi...begitulah wanita.. ya karena perasaannya suka mengalahkan akalnya. Haha).
Rasanya duniaku runtuh hanya karena suamiku mendiamkanku. Dia memilih mengunci di kamar depan dan membaca Qur'an semalaman.
Aku baru baca Qur'an setengah lembar saja Qur'an-nya sudah basah dengan air mataku.
Aku putuskan untuk menutup Qur'an dan menangis di bantal. Semalaman aku menangis sampai akupun tidak menyadari tidur apa ga. Hampir-hampir terjaga sepanjang malam.
Pas mau sahur aku bingung, ketuk pintu kamar depan apa gak ya. Tapi aku gengsi, aku kesel, dia membiarkanku semalaman menangis bahkan tak berusaha menenangkanku. huhu.. Ah biarkan sajalah, begitu kata hatiku.
Gak lama kemudian dia bangun sendiri, dan akupun sibuk di dapur.
Pada akhirnya dia mendekatiku, mengusap punggungku dan berbisik "bisa tidur gak?" akupun jawab "gak tidur".
Dari kejadian itu akhirnya dia minta maaf dan akupun memaafkannya.
Aku memang sangat mencintai suamiku.
Dia selalu membelaku. Tak rela ada yang menyakitiku.
Terima kasih Yaa Allah...Engkau takdirkan dia menjadi teman terbaikku.
Kejadian tadi malam justru membuatku jatuh cinta lagi.
Jatuh cinta tentunya merupakan hal yang sangat membahagiakan bagi manusia.
Akupun merasakannya.
Jatuh cinta dengan orang yang sama berkali-kali, yang sejak 12 tahun lalu menjadi pendamping hidupku.
~Bojonggede Green Garden~
